Cerita Rakyat, Tenggelamnya Keroko Puken -->

Header Menu

Cerita Rakyat, Tenggelamnya Keroko Puken

Bang Ancis
Thursday, March 26, 2015

Tenggelamnya Keroko Puken
Cerita Rakyat Flores Timur - NTT
Disadur dari Google Books
Cerita Rakyat Indonesia "Keroko Puken"

Suatu hari pada zaman dahulu berangkatlah seorang ianda ke tegalannya. Di dekat tegalan ada kolam yang keramat nan angker. Tatkala matahari sangat panas, wanita itu beristirahat di pondok.  Saat itu dari arah kolam terdengar suara !awa<canda gadis-gadis. Tanpa takut akan bencana yang terjadi, wanita ilu mendekat ke kolam. Dari tempat ketinggian ia dapat menginiip tuiuh gadis cantik yang sedang berenang bersuka ria di kolam. Setelah puas mandi, dalam sekejap mata ketuiuh gadis ith berubah menjadi lujuh burung merpati yang terbang lalu menghilang di awan biru.
Hari berikutnya wanita yang sudah menjanda itu cepat-cepat pergi ke kolam. la bersembunyi di balik batu besar yang tertutup semak belukar. Tidak Iama kemudian terbanglah seeker burung merpati dan disusul oleh burung lainnya sampai dengan burung yang ketujuh.. Sampai di kolam, ketujuh burung itu berubah menjadi tujuh gadis cantik yang asyik berenang di kolam. Wanita iiu sangat terpikat pada gadis paling kecil atau gadis bungsu, Kebetulan sekali pada hari berikulnya si gadis bungsu meletakkan pakaiannya di dekat persernbunyian si janda. Tatkala kemjuh gadis itu asyik berendam di kolam, pakaian si bungsu diambilnya secara diam-diam. Gadis bungsu iku ke Iuar dari kolam Iaiu menuju ke tempat pakaiannya, namun pakaiannya tidak ditemukannya Iagi.

Dicarinya kian kemari, namun tak kunjung didapatinya. Ia pun menangis. Seketika itu juga keluarlah wanita tua itu dari persembunyiannya, Dibujuknya si gadis bungsu. Ia menyodorkan selembar sarung yang telah disiapkannya. Keduanya duduk sambil berkisah tentang kehidupan masing»rnasing. Pada akhir kisah si gadis bungsu berpesan agar wanita tua itu merahasiakan namanya dan asal-usul dirinya. Setelah bersepakat. keduanya menuju ke pondok di tegalan dan iidur di pondok.

Sememara itu, Lagan Doni sangat gelisah karena sudah lima hari ibunya tidak pulang ke rumah. Keesokannya pergilah Lagan Doni ke pondok di tegalan untuk mencari ibunya, si gadis bungsu disuruh oleh ibu Lagan Doni untuk bersembunyi,
"Kenapa Ibu tidak pulang ke rumah selama ini'?" tanya Lagan Doni kepada ibunya.

"Di sini saya tinggal bersama dengan seorang gadis pilihanku," jawab sang ibu.

"Untuk apa lbu tinggal dengan gadis itu?"
"Untuk mencari jodohmu dan inilah pilihanku yang terakhir sebelum Ibumu meninggal," jawab sang ibu lagi. ibunya memanggil si gadis bungsu untuk menemui Lagan Doni. Bagaikan dalam mimpi Lagan Doni memandang gadis cantik nan rajin, Akhirnya Lagan Doni yang tarnpan itu menerima pilihan ibunya. Ibunya gembira karena anak tunggalnya sudah mempunyai istri. Akan tetapi, beberapa bulan kemudian istri Lagan Doni tidak menuniukkan tanda-tanda kehamilan. Pada saat ilu timbuliah niatnya untuk carl tahu tentang asal-usul istrinya.

Pada suatu hari Lagan Doni menyadap lontar ia terjatuh dari pohon Iontar lalu pingsan. Harapan hidup baginya sangat tipis. Maka, sang ibu dan istrinya meratapinya, Dalam keadaan pingsan itu Lagan Doni sempat mendengar ratapan istrinya,
“Wahai Lagan Doni raja dunia, jangan kau tinggalkan aku Nini Sari Kolong Merpati Kayangan!"

Tidak Iama kemudian Lagan Doni siuman kembali, lstri dan ibunya merawatnya hingga kesehatannya pulih kembali. Seteiah siuman, Lagan Doni bergurau, “Saya sudah tahu asal-usulmu dan namamu NiniSari."

Mendengar gurauan itu, wajah Nini Sari merah padam dan benar-benar tersinggung. Ia pun segera membakar kotoran/sampah kemudian ia melompat ke dalam kepulan asap dan terbang ke angkasa. Lagan Doni menceritakan perisiiwa itu kepada ibunya. Ibunya langsung jatuh sakit sampai meninggal dunia.

Setelah menguburkan jenazah ibunda tercinta, Lagan Doni bertapa agar memperoleh kesaktian guna mencari istrinya ke dunia kayangan. la bertapa di kuburan orang tuanya. Setelah genap masa bartapa, ia pergi ke puncak gunung tertinggi sesuai dengan petunjuk orang tuanya. Di sana Lagan Doni memanjat sebatang pohun yang sangai Iicin.
Akhirnya laki-laki itu sampai di kayangan dan ia menunggu di mana air yang biasa dipakai oieh semua gadis kayangan untuk menimba air. Di dekat mata air terdapat sebalang pohon asam. Pohon itu dipanjatnya dan dari sanalah ia mengamaiti semua gadis yang datang rnenimba air. Di antara gadis-gadis itu ada istrinya, Nini Sari, Pada saat Nini menimba air, Lagan Doni menjatuhkan daun asam ke dalam tempayannya. Ia juga menjatuhkan cincin permata dan Nini mengambilnya. Lagan Doni turun keduanya bertemu. Nini Sari tidak lagi merahasiakan asal-usulnya.

Sebelum membawa Lagan Doni ke rumah ayahnya, Nini berpesan agar Lagan Doni harus labah menghadapi ujian/hukuman yang diberikan ayahnya. Keduanya berjalan menuju rumah sang ayah. Begitu ayah Nini melihat Lagan Doni, kedua algojo diperintahkannya untuk menyeret Lagan Dani ke tahanan.

Namun, Lagan Doni tabah menghadapi cobaan itu sesuai dengan pesan Nini. Keesokan harinya kedua algojo datang dan membawa Lagan Doni ke pantai yang berpasir putih. Di situ telah disiapkan tujuh bakul berisi jawawut yang bijinya sangai halus seperti butir pasir. Jawawut itu dituangkan ke pasir Ialu Lagan Doni disuruh untuk mengisi kembali jawawut itu ke dalam bakul.
"Kalau kau tidak bisa mengisi kembali jawawut yang berserakan ini ke dalam bakul, kau akan dibunuh di pantai ini," demikian ancam kedua algojo sebelum keduanya pergi. Lagan Doni sedih mangenang nasibnya.

"Wahai anak manusia, kenapa kau sedih?" tanya raja pipit. Lagan Doni menceritakan semuanya. Raja pipit pun memerintahkan kawanan pipit untuk mencotok biji jawawut yang berserakan dan memasuka kannya ke dalam bakul. Sore harinya algojo datang dan meliha! bakul-bakul telah terisi. Lagan Doni dikembalikan ke tahanan.

Keesokannya lagi Lagan Doni dibawa ke tengah laut. Di sana algoio menuangkan mute tana (seienis bahan perhiasan untuk membuat kalung) dari dalam tujuh gumbang ke dalam Iautan. Algoio kembali ke daratan. Pada saat Lagan Doni berada dalam kesulitan itu. Datanglah kawanan bangau untuk membantunya. Sore harinya algojo datang dan melihat ketujuh gumbang itu telah terisi dengan mute tana seperti semula. la ke`mbaIi ke tahanan.

Hari berikutnya Lagan Doni dibawa ke suatu areal untuk membangun rumah adat sepeni di Keroko Puken, Dalam keadaan susah payah itu. datanglah raja landak dan kawanannya untuk memahat dan bergotong royong membangun rumah adat. Sore harinya algojo datang dan melihat sebuah rumah adat nan indah. Lagan Doni pun dikembalikan ke tahanan.

Hari berikutnya Iagi dibawa ke sebuah gedung yang gelap-pekat. Di situ berkumpul pasangan suami istri dan Nini berada di antara pasangan itu. Lagan Doni disuruh menggandeng Nini dan jika ia menggandeng istri orang maka ia akan dibunuh. Dalam keadaan bingung ilu Lagan Doni dibantu oleh kunang-kunang. Begitu Iampu dinyalakan. terlihat Lagan Doni menggandeng tangan Nini Sari.

Cobaan demi cobaan telah dilalui Lagan Doni. Akhirnya Iaki-Iaki itu dapat menikah dengan Nini Sari. Setelah pesta pernikahan selama seminggu, pada hari ketujuh Nini dan suaminya diantarkan ke bumi di Keroko Puken. Di bumi Nini rajin bekeria, kepandaiannya menenun tiada duanya.

Pada suatu hari seeker ular naga kecil yang sangat elok warna kulitnya dilihat Nini. Ular itu dipungutnya dan dibawa ke rumahnya lalu diletakkan di hadapannya sambil meniru membuat motif tenunannya dari kulit ular itu. Kian hari ular itu membesar, mengganas dan membunuh anak manusia.

Nini yang kesohor itu diumpat dicaci maki oleh masyarakat Keroko Puken, Penduduk Keroko Puken mendatangkan dukun untuk membunuh ular yang semakin ganas itu. Mulut sang ular naga ilu ditusuk dengan tombak berpijar, Sang ular pun mati dengan meneriakkan suara gemuruh menggelegar yang sangat menakutkan. Bersamaan dengan teriakan ular itu, hujan hbat pun turun, air mulai naik, dan gelombang yang ganas menghempas penduduk Keroko Puken. Tenggelamlah Keroko Puken dan penduduknya Iari ke mana-mana diantaranya pmenuju Pulau Alor, Pulau Pantar, Pulau Lomblen, Pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau Flores.
Kesimpulan :
Sampai sekarang, kaum wanita desa Leworok mau pun desa-desa tetangganya teiap yakin bahwa mereka tidak boleh meniru motif tenunan orang Iain kecuali motif ibunya atau ibu menuanya, Jika hal itu dilanggan akan tedadi bencana yang menimpa mereka atau kampung halaman mereka.

Cerita di atas dapat digolongkan sebagai legenda. Penduduk Kabuparen Flores Timur percaya bahwa kisahnya pernah tejadi pada zaman dahulua. Mereka dapat membuktikan bahwa marga-marga yang terpencar di Flores Timur merupakan penduduk Keroko Puken yang Iari waktu terjadi bencana. Marga itu misalnya rnarga Keraf di Lernbata, Solor dan masyarakat Lewolema di kecamatan Tanjung Bunga.

Hikmah yang dapat kita petik dari cerita ini adalah kita diajak untuk tabah menghadapi cobaan dan tidak Iekas putus asa. Seperti Lagan Doni ia tabah dan berusaha terus-menerus untuk menggapai sesuatu yang diinginkannya. Lagan Dani berani menghadapi hukuman algojo karena memang ia tidak bersalah.

Hendaknya kita juga harus berani membela kebenaran, pasti ada yang membantu kita. Hikmah Iainnya, kita bisa menikah dengan orang dari mana pun asalnya asal saling cinta dan saling kasih. Kasih artinya tidak menyinggung perasaan orang Iain. Kita harus berhati-hati dalam bertutur kata agar orang lain tidak tersinggung.

(Kanis Barung, Hans Daeng, Inyo Yos Fernandez via Google Books)