Sajak Tentang Pembenci Boneka


Sajak Tentang Pembenci Boneka
Ade Passau Prianata

tak cukup waktu kurasa
saat mata tertuju pada satu boneka
tak ada keceriaan di raut mukanya
tampak beban menarik urat diwajahnya
saat didaulat duduk disinggasana

sangka pun aku tak pernah
boneka lusuh naik tahta
yang sepantasnya hanya untuk si Papa
orangpun ramai bercerita tentangnya
dari pasar ke sanggar
diatas gunung di pantai panjang
kaburkan sosok terpilih
bak siluet tak bermuka tak dikenal

aku tak kuasa menandingi
aku tak mampu mengingkari
hanya arwah khalil yang menghampiri
merajut sinisme menyandang puisi
gosip jalanan ibu-ibu arisan
tentang tetangga diseberang

patahkan saja pensilnya,
biar mengadu hitam dan putih
tegas tercoret di atas kertas
agar semua tau aku tak senang....!!!
agar kalian tau akupun berang...!!!

karena boneka lusuh tetap tinggi terpajang
diantara boneka cantik gagah nan garang
seketika terbesit satu pemahaman
karena kita memang boneka
untuk satu peranan dari sandiwara Tuhan

berhenti saling menyindir,
hanya ada 1 dalang di dunia, yaitu Tuhan,
dan manusia sebagai bonekanya.
dewasa dan eleganlah dalam berpolitik.

Jakarta
4 april 2014
00:47

Sumbernya Masih Dari Kolom Komentar di Artikel Ini.

Bang Ancis

Seorang blogger jomblo, pemalas tapi iseng. Karena itu pula saya iseng ngeblog. Yah sekedar menulis. Tidak Penting, Tapi Perlu. Semoga Bisa Mencerahkan. Salam. Oha ya, support saya di Company Site | Onepage Website | Mystrikingly | Webflow

2 Comments

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post

Contact Form